Jumat, 29 November 2013

Adobe CS3


Download Software CS3 Klik Disini

Kamis, 21 November 2013

Pengertian Kebudayaan,Pengertian Kebudayaan Indonesia,Pranata Kebudayaan dan Unsur-Unsur Kebudayaan

Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai – nilai penting dan fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak luntur atauhilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi berikutnya. Budaya secara umum dapat dibagi menjadi dua macam yaitu : 1. Budaya Daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu. 2. Budaya Nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut. Itu dimaksudkan budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah lain di suatu Negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”. B.Unsur-Unsur Kebudayaan Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah : 1. Kesenian 2. Sistem teknologi dan peralatan 3. Sistem organisasi masyarakat 4. Bahasa 5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi 6. Sistem pengetahuan 7. Sistem religi Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu : 1.Kesenian Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan. 2.Sistem teknologi dan peralatan Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain. 3.Sistem organisasi masyarakat Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu. 4.Bahasa Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris. 5.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain. 6.Sistem pengetahuan Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti. 7.Sistem religi Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

Kamis, 16 Juni 2011

Peristiwa Sekitar Proklamasi

Peristiwa Sekitar Proklamasi
A. Persiapan Proklamasi
1. Peristiwa Menjelang Proklamasi
Dalam Perang Dunia II, Jepang menyerah kepada Sekutu. Namun,pemerintah Jepang merahasiakan kekalahannya kepada negara jajahan. Bahkan, pemerintah Jepang masih menyampaikan harapan kepada bangsa Indonesia untuk memberi kemerdekaan. Sebelumnya pada tanggal 6 Agustus 1945, Kota Hiroshima di Jepang dibom atom oleh Amerika Serikat. Pada tanggal 9 Agustus 1945, Nagasaki menjadi kota berikutnya diJepang yang dibom atom oleh Amerika Serikat. Kaisar Jepang,Hirihito,mengakui kekalahan Jepang pada tanggal 14 Agustus 1945.
a. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok berawal dari adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua. Golongan muda terdiri atas Sutan Sjahrir,Chairul Saleh, Wikana, Djohan Nur, Kusnendar, Margono, Armansjah, Subianto, dan Subadio. Golongan tua terdiri atas Ir. Soekarno, Drs.Moh.Hatta, Ahmad Subardjo, dan Radjiman Widyodiningrat.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, di Lembaga Bakteriologi (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia) dilaksanakan rapat golongan muda yang dipimpin oleh Chairul Saleh. Hasil rapat kemudian dibawa oleh Wikana dan Darwis. Wikana dan Darwis menemui Ir. Soekarno di rumahnya. Wikana dan Darwis mengusulkan agar Ir.Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Usul mereka ditolak oleh Ir.Soekarno. Ir.Soekarno berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan harus dimusyawarahkan terlebih dahulu pada rapat PPKI. Namun, Wikana dan Darwis menolak pendapat Ir.Soekarno dengan alasan karena PPKI adalah badan yang dibentuk Jepang. Akibat perbedaan pendapat itu, maka terjadilah peristiwa Rengasdengklok.
b. Penyusunan Teks Proklamasi
Pada tanggal 16 Agustus 1945 sore hari, Ir. Soekarno dan Drs.Moh Hatta beserta rombongan kembali ke Jakarta. Mereka langsung menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda. Rumah Laksamana Tadashi Maeda beralamat di Jalan Imam Bonjol No.1, Jakarta (sekarang Museum Rumusan Naskah Proklamasi). Rumah Laksamana Tadashi Maeda dipilih karena beberapa alasan sebagai berikut :
1. Laksamana Tadashi Maeda adalah Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang. Ia adalah sahabat Ahmad Subardjo.
2. Rumah Laksamana Tadashi Maeda sering digunakan sebagai pertemuan para tokoh pergerakan nasional Indonesia.
3. Rumah Laksamana Tadashi Maeda diperkirakan aman dari pengaruh dan pengawasan Angkatan Darat Jepang.
c. Pembacaan Teks Proklamasi
Pada tanggal 17 Agustus 1945, hari Jumat bertepatan dengan bulan Ramadan pada kalender Hijriah, diahalaman rumah Ir. Soekarno diJalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta telah berkumpul para pemuda dan totoh-tokoh pergerakan kemerdekaan. Mereka yang berkumpul di antaranya adalah Buntaran Martoatmodjo, A.A.Maramis, Latuharhary, Abikusno Tjokrosujoso, Anwar Tjokrominoto, Ki Hajar Dewantara, Oto Iskandardinata, Sajuti Melik, Pandu Kartawiguna, dan A.G.Pringgosigdo. Codanco Latief Hendraningrat beserta pasukan Petanya menjaga keamanan terutama dijalan kereta api di belakang rumah Ir.Soekarno.
Pada saat itu golongan muda terus mendesak Ir.Soekarno agar secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, Ir.Soekarno menolaknya. Ir.Soekarno menunggu Drs.Moh.Hatta harus mendapingi Ir.Soekarno ketika pembacaan teks proklamasi. Tepat pada pukul 10.00 WIB, proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir.Soekarno didampingi oleh Drs.Moh.Hatta. Ir.Soekarno membaca teks proklamasi sebagai bukti pernyataan kemerdekaan Indonesia. Bendera merah putih kemudian dikibarkan oleh S. Suhud dan Latief Hendraningrat yang diiringi oleh lagu Indonesia Raya secara spontan. Wali Kota Jakarta pada saat itu, Suwiryo menyampaikan sambutannya. Dengan dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan Indonesia serta dikibarkan bendera merah putih denga diiringi lagu Indonesia Raya, maka Indonesia secara resmi sudah menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.

Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia
A. Perumusan Dasar Negara sebagai Persiapan Kemerdekaan
Untuk memepersiapkan dasar Negara dan kemerdekaan Indonesia maka badan yang dibentuk Jepang yaitu Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Cosakai) disingkat BPUPKI melakukan rapat. Rapat dilakukan tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 17 Juli 1945 dengan jumlah anggota 62 orang. Dalam rapat BPUPKI berkembang tiga pendapat yang merupakan konsep dasar negara.

1. Pendapat Moh. Yamin
Pada rapat BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 Moh. Yamin, seorang ahli hukum dan ahli sejarah Indonesia, mengajukan lima dasar untuk negara Indonesia. Lima dasar negara tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perikebangsaan
b. Perikemanusiaan
c. Periketuhanan
d. Perikerakyatan
e. Kesejahteraan rakyat

2. Pendapat Moh. Yamin
Pada rapat BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, Mr.Supomo mengajukan lima konsep dasar negara. Lima konsep dasar negara tersebut adalah sebagai berikut :
a. Persatuan
b. Kekeluargaan
c. Keseimbangan lahir dan batin
d. Musyawarah
e. Keadilan rakyat



3. Pendapat Ir. Soekarno
Pada rapat BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengajukan lima dasar untuk negara Indonesia. Ia menyebut lima dasar negara dengan istilah ”Pancasila”. Lima dasar negara tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan Yang Maha Esa

Pada tanggal 22 Juni 1945, sembilan orang anggota BPUPKI membentuk panitia kecil. Panitia kecil yang berjumlah sembilan orang disebut ”Panitia Sembilan”. Kesembilan orang tersebut adalah Ir.Soekarno,Moh.Yamin,H.Agus Salim,Mr.Ahmad Soebardjo, Mr.A.A. Maramis,Abdulkahar Muzakir, Wachis Hasjim, Abikusno Tjokrosujoso, dan Drs.Moh.Hatta. ”Paniti Sembilan” berhasil menyusun ”Piagam Jakarta”(Jakarta Charter).”Piagam Jakarta” memuat rumusan lima asas yang merupakan dasar negara Indonesia merdeka.Lima dasar negara tersebut adalah sebagai berikut :
a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sidang BPUPKI yang kedua dilakukan pada tanggal 10-16 Juli 1945. Untuk merancang rumusan batang tubuh undang-undang dasar dibentuk panitia kecil yang terdiri atas Prof.Dr.Husein Djayadiningrat, Haji Agus Salim, dan Mr. Supomo.Pada tanggal 7Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan.Sebagai gantinya dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Linkai. Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno dan wakilnya Drs.Moh.Hatta. PPKI menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalamnya tercatum dasar negara yang resmi hingga sekarang.Dasar negara merupakan ideologi negara,kepribadian bangsa, serta sebagai sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia.

B. Usaha dalam Mempersiapkan Kemerdekaan
Sebelum proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, para tokoh kemerdekaan Indonesia melakukan usaha-usaha untuk mencapai kemerdekaan. Beberapa usaha yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tanggal 15 Agustus 1945
Sutan Sjahrir, salah seorang tokoh pemuda telah mendengar berita bahwa Jepang menyerah kalah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945 melalui radio BBC (radio Inggris).Berita tersebut disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Golongan tua tidak mau terburu-buru.
Mereka tidak ingin terjadi pertumpaham darah ketika proklamasi sehingga perlu konsultasi sama PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Tetapi golongan muda tidak setuju rapat tersebut. Para pemuda ingin merdeka dengan usaha bangsa sendiri. Kedua golongan tetap dengan pendirian masing-masing.

2. Tanggal 16 Agustus 1945
Shodanco Singgih, salah seorang anggota Peta, bersama para pemuda yang lain membawa Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta ke Rengasdengklok (Jawa Barat). Tujuannya adalah agar Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta sebagai tokoh-tokoh golongan tua tidak dipengaruhi oleh pemerintah Jepang.
Mr.Ahmad Subardjo berhasil menyakinkan golongan muda di Rengasdengklok untuk tidak bersikap terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan. Mereka kemudian kembali ke Jakarta. Setelah tiba diJakarta,mereka langsung menuju kerumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1 (sekarang Museum Rumusan Naskah Proklamasi).Laksamana Tadashi Maeda adalah kepala kantor penghubung Angkatan Laut Jepang. Rumah ini diperkirakan aman dari pengaruh Jepang.
3. Tanggal 16 Agustus 1945
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00-04.00 dini hari.Teks proklamasi ditulis diruang makan. Para penyusun teks proklamasi adalah Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta dan Mr.Ahmad Subardjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir.Soekarno. Konsep proklamasi dibawa ke ruang depan. Di ruang depan tokoh yang hadir adalah B.M. Diah, Sajuti Melik, Sudiro, dan Sukarni.
Sukarni seorang tokoh pemuda, mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi adalah Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Ir.Soekarno dan Drs Moh.Hatta menandatangani teks proklamasi atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi diketik oleh Sajuti Melik.Teks proklamasi kemerdekaan Imdonesia akan dibacakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Tempat ini adalah rumah Ir.Soekarno.

C. Tokoh-Tokoh yang Mempersiapkan Kemerdekaan
1. Ir. Soekarno
Ir.Soekarno sebagai tokoh pada masa perjuangan hingga masa kemerdekaan menjadi penutan para pejuang kemerdekaan Indonesia yang lain. Ir.Soekarno menjadi tumpuan para pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan. Ir.Soekarno dikenal dengan “Bung Karno”.
2. Drs. Mohammad Hatta
Drs.Mohammad Hatta adalah teman seperjuangan Bung Karno. Drs. Mohammad Hatta dikenal dengan ”Bung Hatta”.Bunga Hatta selalu bekerja sama dengan Bung Karno. Mereka dikenal sebagai ”Dwi Tunggal” dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
3. Mr. Ahmad Soebardjo
Mr. Ahmad Soebardjo merupakan salah seorang tokoh dari golongantua yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Mr.Ahmad Soebardjo adalah ahli hukum yang pernah bekerja dengan pemerintah Jepang di bawah pemimpin Laksamana Tadashi Maeda.

4. Laksamana Tadashi Maeda
Laksamana Tadashi Maeda adalah seorang tentara Angkatan Laut Jepang. Ia melanggar perintah Sekutu yang melarang para pemimpin Indonesia mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Laksamana Tadashi Maeda kemudian ditangkap Sekutu dan ditahan selama satu tahun karena membantu perjuangan bangsa Indonesia. Setelah dilepaskan,ia kembali ke Jepang tahun 1947 sebagai purnawirawan angkatan laut.
5. Sukarni
Sukarni adalah salah seorang tokoh pemuda dan pejuang yang gigih melawan penjajah. Dia tipe seorang pejuang yang revolusioner yaitu cepat mengambil tindakan dan tidak mau bekerja sama dengan penjajah. Ia berjuang untuk mencapai kemerdekaan dengan usaha bangsa sendiri.
6. Fatmawati
Fatmawati berarti ”bunga teratai”. Fatmawati berasal dari Bengkulu. Fatmawati menikah dengan Bung Krno tahun 1943. Menjelang kemerdekaan Indonesia,ketika Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok.
Fatmawati setia menemani Bung Karno selama masa perjuangan. Fatmawati menjahit bendera pusaka yang berwarna merah dan putih. Bendera itu dikibarkan di Jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta. Fatmawati meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari Mekah setelah menjalankan ibadah umroh tahun 1980.

Perjuangan memperpertahankan Kemerdekaan

Perjuangan memperpertahankan Kemerdekaan
A. Mempertahankan Kemerdekaan di Berbagai Daerah
Bangsa Indonesia mempunyai semboyan perjuangan “Sekali merdeka tetap merdeka”. Berikut ini adalah beberapa pertempuran di berbagai daerah di Indonesia dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.

1. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Pertempuran 10 November 1945 terjadi di Surabay (Jawa Timur). Pertempuran terjadi antara rakyat Surabaya melawan Sekutu. Latar belakang terjadinya Pertempuran 10 November 1945 adalah sebagai berikut :
a. Tentara Sekutu Mendarat di Surabaya
Tentara Sekutu mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Pada awalnya kedatangan Sekutu di Surabaya yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby diterima dengan baik oleh rakyat Surabaya. Tentara Sekutu mulai menguasai gedung-gedung penting yang ada di sekitar pelabuhan. Tentara Sekutu juga melakukan patroli keliling kota.
Di Surabaya pada saat itu terdapat berbagai kekuatan seperti Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin Dr.Mustopo, TKR dari Divisi Malang. Laskar Rakyat Hizbullah dimalang dan BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia) yang dipimpin oleh Bung Tomo.
b. Kontak Senjata dengan Sekutu
Peristiwa kontak senjata terjadi pada tanggal 27 Oktober 1945. Penyebab kontak senjata karena pihak Sekutu terus-menrus mengadakan patroli keliling kota tanpa mengidahkan tuntutan pihak Indonesia. Pihak Sekutu memaksa rakyat Surabaya menyerahkan senjatany kepada Sekutu. A.W.S.Mallby dengan sombong mengatakan bahwa sejak tanggal 27 Oktober 1945, Kota Surabaya menjadi tanggung jawab Sekutu.



c. Pertempuran Sore Hari
Maka terjadilah pertempuran pada sore hari tanggal 28 Oktober 1945. Rakyat Surabaya berhasil menguasai berbagai pos yang pernah dikuasai Sekutu di seluruh Kota Surabaya. Bung Tomo memimpin pertempuran.
Pihak Sekutu semakin kewalahan A.W.S.Mallaby meminta bantuan kepada Presiden Soekarno untuk mengadakan gencatan senjata. Presiden Soekarno yang didampingi oleh Wakil Presiden Drs. Moh.Hatta pada tanggal 29 Oktober 1945 datang ke Surabaya. Mereka tiba pukul 11.30 WIB yang disertai pula oleh Menteri Penerangan Amir Syarifudin dan Jenderal D.C.Hawthorn. Setelah tenang, keesokan harinya pada tanggal 30 Oktober 1945 Presiden Soekarno bersama rombongan kembali ke Jakarta.
d. Tentara Gurkha Menembaki Rakyat
Pada tanggla 30 Oktober 1945, Tentara Gurkha ( tentara bayaran Sekutu) menembaki rakyat. Pada saat itu Presiden Soekarno dan rombongan baru saja kembali ke Jakarta. Terjadilah pertempuran sengit antara tentara Gurkha dengan arek-arek (rakyat) Surabaya. Dalam pertempuran itu A.W.S. Mallaby tewas.
e. Ultimatum Sekutu
Tentara Sekutu yang berada di Jakarta mengeluarkan ultimatum atau ancaman kepada arek-arek Surabaya pada tanggal 9 November 1945. Isi ultimatum adalah, “Semua pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkam senjata ditempat yang telah ditentukan, kemudian menyerahkan diri dengan mengangkat tangan ke atas. Batas waktu ultimatum sampai pukul 06.00 WIB tanggal 10 November 1945.”
f. Ultimatum Tidak Dihiraukan
Maka, meletuslah pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Dalam pertempuran itu pihak Sekutu mengarahkan seluruh kekuatan seperti Angkatan Darat Subinfantri yang tediri atas Divisi India ke-5 dan sisa pasukan A.W.S Mallaby. Alat perang yang dikerahkan di antaranya kapal penjelajah Sussex, beberapa kapal perusak, pesawat Mosquito dan Thunderbolt dari Angkatan Udara Inggris. Maka banyak arek-arek Surabaya yang gugur. Arek-arek Surabaya gugur untuk membela bangsa dan negara Indonesia. Untuk menghormati peristiwa itu, maka di Kota Surabaya dibangun Tugu Pahlawan. Tanggal 10 November diperingati sebagai hari Pahlawan.

2. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran yang terjadi di Ambarawa (Jawa Tengah) disebabkan oleh penarikan tentara Inggris dari Magelang (Jawa Tengah) ke Ambarawa pada tanggal 21 November 1945 secara diam-diam. Resimen Kedu (Jawa Tengah) yang dipimpin Letkol M.Sarbini melakukan pengejaran. Gerakan mundur pasukan Sekutu dapat ditahan di daerah sebelah barat Ambarawa. Tentara Sekutu terus mundur sambil berusaha menguasai dua desa di Ambarawa.
Kolonel Soedirman selaku Panglima Divisi Banyumas (Jawa Tengah) turun tangan memimpin pasukan di Ambarawa. Pada tanggal 12 Desember 1945 tentara Indonesia melancarkan serangan serentak terhadap Sekutu. Setelah bertempur selama empat hari, tenra Indonesia dapat mendesak pasukan Sekutu dari Ambarawa mundur ke Semarang ( Jawa Tengah). Untuk memperingati pertempuran itu, maka di Kota Ambarawa didirikan Monumen Palagan Ambarawa.
3. Bandung Lautan Api
Pada tanggal 12 Oktober 1945 tentara Sekutu tiba di Kota Bandung ( Jawa Barat). Sekutu menuntut agar semua senjata hasil rampasan dari Jepang diserahkan kepada Sekutu. Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum agar Kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia demi keamanan paling lambat tanggal 29 November 1945.
Pada tanggal 22 Maret 1946, tentara Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum agar pihak Indonesia mengosongkan seluruh Kota Bandung. Pihak Indonesia di Kota Bandung menuruti perintah ultimatum. Sebelum meninggalkan Kota Bandung, pihak Indonesia membumihanguskan Kota Bandung bagian selatan pada tanggal 24 Maret 1946. Tujuannya agar gedung-gedung penting tidak dikuasai oleh pihak Sekutu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.



4. Pertemouran Medan Area
Pada tanggal 9 Oktober, pasukan Inggris atas nama Sekutu yang diboncengi oleh serdadu Belanda yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Kota Medan (Sumatra Utara). Namun, pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kapten Westerling telah berada di Medan.
Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara tentara Indonesia melawan pasukan Belanda yang merupakan awal pertembpuran Medan Area. Oleh karena itu, pada tanggal 18 Oktober 1945 tentara Sekutu mengeluarkan maklumat (pengumuman) untuk melarang rakyat membawa senjata dan semua senjata diserahkan kepada Sekutu. Puncak pertemuan Medan Area terjadi pada tanggal 10 Desember 1945. Pertempuran Medan Area menelan banyak korban di kedua belah pihak.
5. Pertempuran Margarana
Pertempuran Margarana (Bali) terjadi karena isi Perjanjian Linggajati yang menyatakan bahwa daerah kekuasaan Republik Indoneswia yang diakui hanya Pulau Jawa, Madura dan Sumatra sedangkan Pulau Bali tidak termasuk daerah kekuasaan Republik Indonesia.
Belanda kemudian berusaha membentuk Negara boneka (Negara di bawah kendali Belanda) di daerah Indonesia bagian timur. Belanda membujuk Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai agar mau bekerja sama. Namun, I Gusti Ngurah Rai menolaknya. I Gusti Ngurah Rai justru menyusun kekuatan untuk menghadapi Belanda. Pada tanggal 18 November 1946 terjadilah pertempuran antara pasukan I Gusti Ngurah Rai dengan pasukan Belanda. Pasukan I Gusti Ngurah Rai dapat menguasai Tabanan.

B. Agresi Militer Belanda terhadap Republik Indonesia
Agresi militer Belanda pertama dilakukan pada tanggal 21 Juli 1947. Agresi militer Belanda kedua dilakukan pada tanggal 19 Desember 1948. Latar belakang yang sama yakni pengingkaran janji pihak Belanda kepada Indonesia. Berikut ini adalah peristiwa agresi militer Belanda pertama dan kedua terhadap Indonesia :

1. Agresi Militer I Belanda
Karena adanya perbedaan penafsiran hasil Perjanjian Linggajati. Perbedaan penafsiran terjadi baik dari pihak Belanda maupun dari pihak Indonesia. Perjanjian Linggajati dilakukan di Linggajati Cirebon, Jawa Barat. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir dengan anggoata delegasi Mr.Moh.Roem, Mr.Susanto, dr.A.K. Gani dan beberapa anggota cadangan yaitu dr.Sudarsono, Mr.Amir Syarifudin dan dr. Leimena. Delegasi Belanda dipimpin oleh Prof.Schermerhorn dengan anggota Max Van Roll, F. de Boer dan H.J. Van Mook. Perjanjian Linggajati dilakukan pada tanggal 10 November 1946. Hasil perjanjian disetujui oleh kedua belah pihak dan diumumkan pada tanggal 15 November 1946.
Dlama persidangan di Dewan Keamanan PBB, pihak Indonesia mengutus Sutan Sjahrir dan Haji Agus Salim. Pada tanggal 4 Agustus 1947 Indonesia dan Belanda menghentikan baku tembak. Pada tanggal itu juga agresi militer Belanda terhadap Indonesia berakhir.
2. Agresi Militer II Belanda
Setelah berhenti tembak-menembak, maka PBB ikut membantu menyelesaikan masalah antara Indonesia dan Belanda. PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN). KTN beranggotakan Amerika Serikat, Belgia dan Australia. Para delegasi KTN terdiri atas Richard C. Kirby (Australia), Paul Van Zeeland (Belgia) dan Frank B. Graham (Amerika Selatan).
KTN mengusulkan agar Indonesia dan Belanda mengadakan perundingan yang berlangsung di atas geladak kapal Angkatan Laut Amerika Serikat. USS Renvile, yang sedang berlabuh di Teluk Jakarta. Hasil perundingan ini disebut Perjanjian Renvile yang ditandatangani pada tangal 17 Januari 1948. Isi perjanjian terdiri atas persetujuan gencatan senjata, prinsip politik dan beberapa prinsip tambahan dari KTN.
Di bidang politik, negara-negara buatan Belanda mencela dan memprotes tindakan Belanda. Dewan Keamanan PBBB mulai membicarakan agresi militer Belanda. Amerika serikat mendukung Indonesia, setelah Indonesia berhasil menumpas pemberontak PKI. Amerika kemudian menekan Belanda dengan menghentikan bantuannya. Akibat tekanan dari berbagai pihak, maka Belanda akhirnya menerima perintah Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan agresinya.

C. Pengakuan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda
Pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh Belanda didahului oleh dua perundingan. Kedua perundingan itu adalah Persetujuan Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar (KMB). Penandatanganan pengakuan kedautan Negara Indonesia oleh Belanda dilakukan di dua tempat yaitu di Den Haag ( Belanda) dan Jakarta (Indonesia) pada tanggal 27 Desember 1949.
1. Pesetujuan Roem- Royen
Dewan Keamanan PBB pada tanggal 23 Maret 1949 memerintahkan UNCI (United Natioms Commission for Indonesia – Komisi PBB untuk Indonesia) untuk membantu pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan PBB tanggal 28 Januari 1949. UNCI berhasil membawa Indonesia dan Belanda ke meja perundingan. Pihak Indonesia diwakili oleh Mr. Moh. Roem dan pihak Belanda diwakili oleh Dr. Van Royen.
Akhirnya pada tanggal 17 Mei 1949 tercapai persetujuan yang dikenal Persetujuan Roem-Royen (Roem-Royen Statements). Isi Persetujuan Roem-Royen adalah memperceptan penyerahan kedaulatan yang sungguh-sungguh dan lengkap kepada Indonesia Serikat tanpa syarat. Persetujuan Roem-Royen ditindaklanjuti dengan dilaksanakannya Konferemsi Meja Bundar (KMB).
2. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Sebelum dilakukan Konferensi Meja Bundar (KMB) terlebih dahulu dilaksanakan kenferensi Antar-Indonesia sebanyak dau kali. Pertama, pada tanggal 19-22 Juli1949 di Yogyakarta. Kedua, pada tanggal 30 Juli 1949 di Jakarta. Tujuannya agar semua pihak menyepakati pembentukan Negara Republik Indonesia Serekat (RIS). Peserta konferensi berasal dari Indonesia dan BFO (Bijeenkoms Voor Federaal Overleg). BFO adalah musyawarah Negara-negara bagian yang dibentuk oleh Belanda di Indonesia. BFO mendukung tuntutan Indonesia atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan ekonomi dan politik.
Pada tanggal 23 Agustus 1949 samapi tanggal 2 November 1949, pihak Indonesia mengikuti Konferensi Meja Bundar yang berlangsung di Den Haag, Belanda. Delegasi PBB melalui UNCI dipimpin oleh Chritchely yang bertugas sebagai pengawas. Hasil KMB yang terpenting bagi bangsa Indonesia adalah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada akhir Desember 1949. Masalah Irian Barat akan diselesaikan setahun kemudian
Sebagai tindak lanjut KMB, maka dilaksanakn penandatanganan pengakuan kedaulatan RIS. Penandatanganan pengakuan kedaulatan dilakukan didua tempat pada waktu yang bersamaan

Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

Masa Pendudukan Jepang di Indonesia
1. Awal Pendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di Indonesia diawali dengan adanya “Perang Pasifik” antara Jepang dan Belanda tahun 1941-1942. Jepang berusaha merebut wilayah Nusantara dengan cara menyerbu daerah-daerah penting seperti Pulau Tarakan (Kalimantan Timur) yang merupakan ladang minyak pada tanggal 11 Januari 1942.
Penyerbuan Jepang ke Jawa dilakukan dari tiga arah yaitu dari utara (Kalimantan) barat (Sumatra), dari timur (Sulawesi dan Bali). Pada tanggal 1 Maret 1942 pasukan Jepang yang dipimpin oleh Jenderal Hiroshi Imamura berhasil mendarat di Teluk Banten (Banten) dan di Kranggan (Jawa Tengah).Dari tempat itu pasukan Jepang meyerbu daerah penting dan pusat pemerintahan Belanda di Jawa. Pada tanggal 5 Maret 1942 Jepang berhasil menduduki kota Batavia (Jakarta). Dan Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Jawa Barat, dilakukan perundingan antara pihak Belanda dan Pihak Jepangyang memutuskan penyerahan kekuasaan Belanda kepada Jepang tanpa syarat.
2. Organisasi-Organisasi pada Masa Pendudukan Jepang
Untuk itu Jepang membentuk beberapa organisasi di Indonesia. Beberapa organisasi yang dibentuk oleh Jepang adalah sebagai berikut :

a. Putera ( Pusat Tenaga Rakyat)
Jepang mendirikan organisasi Putera pada tanggal 9 Maret 1943. Organisasi tersebut dipimpin Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta, Ki Hajar Dewantara dan K.H. Mas Mansyur yang terkenal dengan sebutan ” Empat Serangkai”. Organisasi Putera didirikan dengan tujuan menggerakkan tenaga rakyat untuk membantu Jepang dalam aksi militernya. Putera dijadikan alat perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

b. Heiho (Pembantu Prajurit Jepang)
Jepang memberi kesempatan para pemuda Indonesia yang berusia 18-25 tahun untuk dilatih menjadi Heiho. Heiho terdiri atas dua macam yaitu angkatan darat dan angkatan laut. Pelajaran yang diberikan pada Heiho, selain latihan kemiliteran, juga dibangkitkan rasa semangat (seishin), jiwa satria (bushido), kedisplinan, dan memberantas rasa rendah diri.

c. Peta (Pembela Tanah Air)
Peta dibentuk tanggal 3 Oktober 1943, atas usul Gatot Mangkupraja. Tentara Peta bertugas menjaga daerahnya masing-masing. Di dalam Peta terdapat lima jenis komandan, yaitu komandan batalion (daidanco), komandan kompi (cudanco), komandan peleton (shodanco), komandan regu (bundanco), dan komandan prajurit sukarela (giyuhey).

3. Pengerahan Romusa
Romusa adalah pekerja paksa yaitu orang-orang yang dipaksa bekerja berat pada zaman pendudukan Jepang. Romusa dipaksa bekerja untuk kepentingan Jepang tanpa diberi upah.

Perjuangan pada Masa Penjajahan Belanda

Perjuangan pada Masa Penjajahan Belanda
Pada tahun 1595, Cornelis de Houtman dan De Keyzer dengan empat buah kapal memimpin pelayaran Ke Nusantara.
  1. Nusantara jatuh ke Tangan Belanda
Dengan mendaratnya kapal Belanda di pelabuhan Banten pada tanggal 22 Juni 1596. Armada ini dipimpin  Cornelis de Houtman dan De Keyzer. Pada mulanya mereka bertujuan untuk berdagang rempah-rempah. Pada tahun 1598,Armada Belanda datang lagi dipimpin Yacob  Van Neck dan Warmijk. Pada tahun 1602 para pedangang Belanda mendirikan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie),yang berarti ”Persekutuan Dagang Hindia Timur”. Bangsa Indonesia menyebutnya ”kompeni”.
VOC melakukan pelayaran hongi yaitu pelayaran yang bertujuan menghukum penduduk yang menjual rempah-rempah kepada pihak lain. Rakyat melakukan perlawanan, diantaranya Sultan Agung dari Mataram dan Sultan Ageng Tritayasa dari Banten. Pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dibubarkan. Wilayah Nusantara diserahkan kepada Belanda. Kerajaan Belanda menugaskan Herman Willem Daendels sebagai gubernur jenderal pada tahun 1808-1811 di Nusantara. Pada saat itu Belanda sedang berusaha memperthankan Pulau Jawa dari ancaman Inggris.
Pada tanggal 11 September 1811 Belanda menyerahkan daerah jajahannya kepada Inggris. Pemimpin pasukan Inggris di Indonesia adalah Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles. Pada tahun 1816 terjadi peubahan kekuasaan.Berdasarkan Pewrjanjian London (1814), Inggris harus menyerahkan wilayah Nusantara kepada Belanda. Penguasa pertama setelah Belanda kembali menjajah Indonesia adalah Gubernur Jenderal Van den Bosch.
  1. Sistem Kerja Paksa dan Penarikan Pajak
Salah satu program Gubernur Jenderal Daendels adalah kerja paksa. Kerja paksa tanpa upah itu disebut rodi. Penjajah mempunyai tujuan untuk menguasai rakyat di Pulau Jawa.
Gubernur Jenderal Daendels memaksa rakyat untuk membangun jalan dari Anyar (Banten) sampai Penarukan (Jawa Timur) sejauh kurang lebih 1000 km. Pembangunan jalan membutuhkan waktu satu tahun. Kerja rodi yang lain adalah membangun pelabuhan, benteng pertahanan dan gedung-gedung pemerintahan Belanda. Disaming itu,untuk menghadapi Inggris, pihak Belanda membutuhkan dana.Untuk itu Gubernur Jenderal Daendels melakukan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Rakyat menyerahkan hasil bumi sebagai kewajiban membayar pajak.
2.      Rakyat menjual hasil bumi hanya kepada pemerintah Belanda dengan harga yang telah ditetapkan.
3.      Rakyat di Priangan (Jawa Barat) wajib menanam kopi untuk pemerintah Belanda.
4.      Menjual tanah negara kepada asing.
Peraturan Belanda yang paling menyengsarakan rakyat adalah pajak hasil bumi. Rakyat dipaksa menyerahkan sebagaian besar hasil bumi kepada pemarintah Belanda. Itulah kelicikan dan pemerasan pihak Belanda tanpa mengenal rasa kemanusiaan yang dilakukan kepada rakyat Indonesia.